Warga +62 Harus Punya Keahlian Ini Untuk Indonesia Jadi Negara Maju

Kementerian Riset dan Teknologi atau Badan Riset dan Inovasi Nasional (Ristekbrin) menyatakan, pemerintah menjaga pembangunan ekonomi dari adanya revolusi industri 4.0 agar tidak ada kesenjangan teknologi dan pengangguran karena skill tidak memadai. Menristek atau Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro mengatakan, karena itu untuk menunjang inovasi kedepan butuh warga negara Indonesia (+62) dengan skill mumpuni. "Berikut skill yang saya harapkan bisa menjadi output dari kampus merdeka yang disampaikan oleh menteri pendidikan yakni nanti mahasiswa dan perguruan tinggi itu punya kemampuan problem solving, social skill, process skill, system skill, dan tentunya cognitive abilities," ujarnya melalui teleconference, Sabtu (4/7/2020).

Jadi, artinya pemerintah tidak bicara lagi soal proses pendidikan, namun ingin agar lulusan dari mahasiswa memiliki skill untuk berinovasi agar menjadikan Indonesia negara maju dengan pendapatan perkapita diatas 12.000 dolar Amerika Serikat (AS). "Kenapa diperlukan? Karena pada hari ini kondisi inovasi Indonesia itu masih ketinggalan di indeks inovasi global. Kita itu nomor 2 terendah di ASEAN, jauh di bawah dua tetangga kita yaitu Singapura dan Malaysia," katanya. Menurut Bambang, rendahnya indeks inovasi itu juga membuat daya saing Indonesia juga menjadi tidak terlalu baik, sehingga berharap rektor rektor universitas bisa turut mengembangkan skill mahasiswanya.

"Disinilah Ibu dan Bapak rektor pentingnya untuk terus menanamkan semangat berinovasi di lingkungan perguruan tinggi. Percayalah, inovasi adalah kunci untuk produktivitas dan kesejahteraan masyarakat Indonesia," pungkasnya.